Dalam musyawarah tersebut mendapat kesepakatan untuk
medirikan sekolah agama yang diberi nama Madrasah Tarbiyah Islamiah ( MTI )
Muara Labuh. Dan sebagai pengurusnya ditetapkan Ilyas Yatim, Hasyim Ismail, dan Ja’far Dt. R. Pendapatan. Kemudian
ketiga orang tersebut yang diangkat menjadi pengurus dan berusaha mencari
tempat belajar dan usaha mereka itu berhasil, yaitu menyewa rumah Dt. R. Santoso yang terletak di
belakang Pasar Muara Labuh sedangkan alat – alat belajar seperti meja, kursi
dan yang lainnya berasal dari bantuan masyarakat.
Selanjutnya dimulai menerima murid baru pada Tgl 31 Desember 1936 dan sekaligus ditetapkan
sebagai tanggal berdirinya Tarbiyah Islamiyah Muaralabuh. pada waktu itu MTI
mendapat murid Laki – laki dan perempuan berjumlah 100 orang dengan tenaga
pengajar ( guru ) terdiri dari 4 ( empat ) orang yaitu :
1. Drs Ilyas Yatim ( Alm )
2. Hasyim Ismail ( Alm )
3. Ja’far
Dt. R. Pendapatan ( Alm )
4. Rubin Kh. Sampono ( Alm )
Pada saat orang tersebut diatas disamping tenaga pengajar sekaligus
sebagai pendiri Madrasah Tarbiyah Islamiah Muara Labuh, proses belajar mengajar
berjalan lancar sehingga murid – murid dalam belajar telah sampai kelas 5 (
Lima ) . hal ini terjadi karena ada murid yang masuk kelas 2 ( Dua ) dan Kelas
5 ( Lima ) , disebabkan oleh adanya murid pindahan dari MTI Empat Angkat
candung Bukittinggi, MTI Jaho Padang Panjang dan MTI Bengkawas Bukittinggi. Kegiatan
belajar mengajar ini dengan memakai kurikulum MTI Candung Bukittinggi.
Kemudian pada Tahun kedua diadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
dengan mengundang penceramah Buya
SIRAJUDDIN ABBAS dari Bukittinggi dengan acara yang cukup meriah , sehingga
kedatangan buya dapat memberikan semangat masyarakat untuk mencarikan tanah
tempat membangun gedung MTI Muara Labuh.
Pada tahun 1940 berkat usaha pendiri MTI tersebut dapatlah sebidang tanah
terletak di Kalampaian Kec. Sungai Pagu dengan ukuran seluas 988 M2, kepunyaan HASAN Dt. MAJO LELO ( Alm ) yang dibeli oleh orang tua Hasyim Ismail dan sewaktu beliau
membeli tanah terebut beliau sudah berjanji akan mewaqafkan ke MTI Muara Labuh.
Selanjutnya tanah tempat berdiri Ril di peroleh atau dimiliki,maka
dalam waktu singkat berkat bantuan wali murid dan masyarakat dengan bergotong
royong dapat dibangun gedung MTI tersebut dengan atap Rumbio dan didinding
dengan sasak bambu yang dapat menampung murid kelas I s/d VII. Diantaranya ada
yang berasal dari Sangir, Sungai Pagu, Pantai Cermin, Pesisir Selatan dan
Sebagainya , dengan tenaga pengajar berjumlah 8 Orang diantaranya ada yang berasal
dari luar muara labuh seperti Ali Yatim dari Candung Bukittinggi.
Pada Bulan Agustus 1942 diadakan perayaan besar dalam pemberian Ijazah
pertama kepada murid berjumlah 23 orang yang diberikan / di bai’atkan oleh
ulama besar pendiri tarbiyah, beliau yang mulia Syekh H. SULAIMAN ARRASULI yang datang dari Candung Bukittinggi sekaligus
pada waktu itu Ustadz ILYAS YATIM diangkat / dilantik menjadi
direktur / kepala sekolah menggantikan BUYA
HASYIM ISMAIL yang telah meninggal dan juga M. ALI YATIM dilantik untuk menjadi guru dan beliau juga dari
Candung Bukittinggi.
Pada bulan oktober 1943 dalam masa penjajahan Jepang, terjadi gempa
besar yang berasal dari gunung Merapi dan Gunung Singgalang Solok yang
mengakibatkan runtuh total MTI, yang mana pada waktu itu MTI diatap dengan atap
Rumbio. Akibat reruntuhan itu 40 orang
siswa ada 2 orang guru terhimpit dan terkurung, tapi berkat pertolongan Allah
Swt tidak menimbulkan cidera yang berat. Sedangkan pelajar yang lain berada di
luar Karena pada waktu itu murid sedang istirahat.
Untuk membangun kembali yang telah runtuh tersebut berdasarkan
kesepakatan pimpinan sekolah, guru –guru orang tua murid dan pelajar diadakan
gotong royong sehingga dengan waktu yang tidak terlalu lama gedung MTI berdiri
kembali dengan beratapkan Hilalang dan kegiatan belajar mengajar segera pula
dilaksanakan sebagaimana biasanya.
Pada
tahun 1947 – 1948 kegiatan pendidikan di MTI terpaksa diistirahatkan disebabkan
oleh terjadinya agresi militer Belanda. Guru – guru dan murid turut berjuang
menghadapi revolusi kemerdekaan RI . namun pada tahun 1948 itu juga pendidikan
diteruskan kembali . Pada tahun 1950 buya Drs.
ILYAS YATIM mendapat surat
perintah dari Departemen Agama bertugas di Padang diangkat menjadi kepala staf
penerangan Agama Kab. Padang Pariaman dan Kodya Padang, kemudian pimpinan MTI
dijabat oleh Buya JA’FAR Dt..R.
Pendapatan. Beliau juga termasuk salah seorang pendiri MTI Muara Labuh.
Pada tahun 1965 buya JAFAR Dt.
R.Pendapatan diangkat menjadi hakim agama sampai menjadi ketua pengadilan Agama
Muara Labuh dan sampai pensiun. Maka dari tahun 1965 tersebut pimpinan MTI
dijabat oleh Buya JA’FAR Ch.Majo Lelo
termasuk paling lama menjadi direktur MTI yaitu mulai dari tahun 1965 s/d 1984
( sampai beliau meninggal dunia ).lebih kurang 19 Tahun. Dalam masa beliau ini
perkembangan MTI cukup baik dan banyak pula melahirkan tokoh ulama serta
alumninya banyak menjadi sarjana . di samping itu beliau didampingi oleh wakil
kepala yang terkenal sebagai Ulama, Mubaliq, dan berpenampilan rapi sebagai
Haji yaitu Buya H. MUHAMMAD ZEIN.
Pada tahun 1984 Buya Ja’far Ch. Majo Lelo meninggal dunia, lalu
direktur MTI dijabat oleh Buya H.
MUHAMMAD ZEIN , pada tahun 1986 berdirilah yayasan di MTI yang diberi nama
Yayasan Pondok Pesantren Al – Hidayah Tarbiyah Islamiah Muara labuh ( YPPATI ).
Bersamaan dengan ini atas nama kesepakatan dari yayasan demi majunya MTI
menyesuaikan dengan zaman, maka pimpinan dipindahkan kembali kepada Buya Drs. ILYAS YATIM sebagai pendiri.
Pada
tahun1987 Buya Drs. ILYAS YATIM pergi
ke Jakarta atas kehendak keluarga dan meninggal di Jakarta, maka pimpina MTI
dijabat oleh Ummi Hj. KASBURA AHMAD dan
beliau memimpin MTI lebih kurang 7 tahun.
Kemudian
pada tahun 1994 diadakan rapat yayasan dan majelis guru dalam rapat tersebut
diputuskan struktur pimpinan Madrasah Tarbiyah Islamiyah Muara Labuh yaitu
dipindahkan kepada BUYA IMAM MUSLIM ,
sedangkan Ummi Hj. KASBURA AHMAD dikukuhkan
sebagi guru besar / penasihat.
Pada tahun
1995 Buya Imam Muslim mengajukan
permohonan secara lisan dan tulisan bahwa beliau tidak sanggup lagi menjadi
kepala sekolah dan memohon dipindahkan menjadi guru biasa.. berdasarkan
permohonan dari buya tersebut, melalui rapat yayasan dan majelis guru yang
diselenggarakan pada tanggal 16 Juni 1995 berdasarkan kesepakatan maka
diputuskanlah Drs. MARTIUS.A Kh sebagai Kepala dan As’ari Khatib majo Alam
sebagai Wakil Kepala dan Buya Muslim Imam dikembalikan menjadi guru biasa dan
sebagai guru tua Buya H. BAHARUDIN Dt.
Rky Batuah.
Semenjak didirikan sampai sekarang PPATI muara labuh
telah memiliki Pemimpin / direktur yang memimpin secara berurutan sebagai
berikut:
1.
Buya hasyim Isma’il 1936
– 1940 ( Pendiri )
2.
Buya
Drs. Ilyas Yatim 1940 –
1950 ( Pendiri )
3.
Buya Ja’far Dt. R. Pendapatan 1950 – 1965 ( Pendiri )
4.
Buya Ja’far Ch.Majo Lelo 1965 – 1984 ( Alumni MTI Candung )
5.
Buya H. Muhammad Zein 1984
– 1986 ( Alumni MTI Muara labuh )
6.
Buya
Drs. Ilyas Yatim 1986 –
1987 ( Pendiri)
7.
Ummi Hj. Kasbura Ahmad 1987
– 1994 ( Alumni MTI muara labuh )
8.
Buya Muslim Imam 1994
– 1995 ( Alumni MTI Muara labuh )
9.
Drs.Martius,A.KH
1995 – 2010(Alumni
MTI /S1IAIN “IB” Padang)
10.
Drs.Marmis.MM 2008
– 2010 (S1 IAIN “IB” Padang)
11.
Ofbendri, S.Pd.I 2010– 2012(Alumni PPATI/S1IAIN“IB’ Padang)
12.
Agusrizal,S.Pd.I 2012-
Sampai sekarang (Alumni PPATI/STAI
YASTIS
Padang )
1 komentar:
apa MTI ini mrpkan ponpes satu2nya di muaralabuh??
Posting Komentar